0Ambon, asammanis.news, 15 September 2025 – Kebijakan hilirisasi sagu yang digagas Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) mendapat penolakan keras dari kalangan aktivis muda. Said Alwi Abubakar, kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sekaligus putra daerah, menilai proyek tersebut berpotensi membawa dampak negatif serius bagi masyarakat dan lingkungan.
Menurut Said, terdapat tiga ancaman utama jika proyek industri skala besar ini dipaksakan berjalan. Pertama, ia menyoroti potensi kerusakan ekosistem hutan sagu. Eksploitasi berlebihan dikhawatirkan akan menghilangkan sumber mata pencarian utama sekaligus merusak identitas budaya masyarakat SBT yang erat dengan pohon sagu.
Kedua, Said mengingatkan soal ketidakadilan ekonomi. Ia menilai hilirisasi yang digerakkan oleh investor besar berpotensi hanya menguntungkan segelintir pihak, sementara masyarakat lokal, khususnya petani sagu, justru terpinggirkan dari rantai produksi.
“Petani sagu bisa kehilangan peran tradisionalnya. Justru yang diuntungkan adalah industri besar,” ujarnya, Senin (15/9/2025).
Ketiga, konflik lahan dengan masyarakat adat dinilai tak terhindarkan. Said menekankan banyak hutan sagu berada di wilayah ulayat, sehingga industrialisasi rawan memicu sengketa yang dapat merusak tatanan sosial.
Said menilai perdebatan soal hilirisasi sagu mencerminkan tarik-menarik antara dorongan pembangunan ekonomi dan kekhawatiran atas dampak lingkungan serta sosial budaya. Ia mendesak Pemerintah Kabupaten SBT untuk mengkaji ulang kebijakan tersebut secara menyeluruh dan membuka ruang partisipasi masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya alam. AM.N-001