Di Maluku, rumah basudara bukan sekadar falsafah hidup, melainkan identitas kultural yang merangkul perbedaan sebagai kekuatan. Nilai ini kini coba dihidupkan di Poltekkes Kemenkes Maluku melalui pendekatan kepemimpinan berbasis coaching.
Mengapa coaching? Karena teknik ini menempatkan manusia sebagai pusat perubahan. Ia bukan sekadar metode manajerial, tetapi cara mendengar dengan empati, memberi ruang refleksi, dan menyalakan potensi kolega. Ketika dosen dan tenaga kependidikan belajar membangun keterikatan emosional dengan institusinya, lahirlah rasa memiliki yang sesungguhnya—sense of belonging.
Opini ini berangkat dari keyakinan bahwa keberhasilan lembaga pendidikan tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur, kurikulum, atau regulasi. Lebih dari itu, keberhasilan bergantung pada bagaimana civitas akademika merasa menjadi bagian dari “rumah besar” yang mereka rawat bersama.
Sayangnya, birokrasi sering kali kering dari nilai kemanusiaan. Konflik internal, semangat kerja yang menurun, hingga budaya kerja sekadar menggugurkan kewajiban menjadi tantangan nyata. Di titik inilah rumah basudara menemukan relevansinya. Ia mengajarkan kejujuran, keberanian, konsistensi, dan penghargaan pada perbedaan. Ketika nilai ini dihidupkan melalui coaching, tercipta suasana kerja yang hangat, kolaboratif, dan penuh empati.
Hasilnya mulai tampak. Komunikasi antarpegawai menjadi lebih terbuka, konflik dikelola dengan pendekatan dialog, hingga proses pembelajaran ikut bertransformasi. Lebih dari itu, tumbuh ruang apresiasi terhadap setiap inisiatif. Dosen, staf, dan mahasiswa merasa tidak lagi sekadar bekerja atau belajar, tetapi menjadi bagian dari keluarga besar yang saling menguatkan.
Poltekkes Kemenkes Maluku tengah menapaki jalan baru: menembus batas birokrasi kaku, dan membumikan rumah basudara sebagai budaya kerja. Ini bukan sekadar proyek perubahan seorang pemimpin, melainkan gerakan kolektif yang memberi arah baru pada pendidikan kesehatan di Maluku.
Karena sejatinya, lembaga pendidikan bukan hanya tempat mengajar dan bekerja. Ia adalah rumah bersama, tempat tumbuhnya harapan, kreativitas, dan kebersamaan. Dan dari Maluku, semangat rumah basudara memberi pesan: perubahan hanya mungkin lahir jika kita merasa memiliki dan dimiliki bersama. AM.N-001