Ambon, asammanis.news, 1 Oktober 2025 – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Maluku bersama DPD II Partai Golkar Kota Ambon serta Dewan Pimpinan Daerah Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Maluku mengunjungi korban konflik di Desa Hunuth dan Negeri Hitu Lama Leihitu. Kehadiran mereka bukan hanya untuk menyalurkan bantuan, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian dan penguatan moral bagi warga terdampak.
Ketua DEPIDAR SOKSI Maluku Rohalim Boy Sangadji di dampingi oleh Ketua harian Subhan Pattimahu, Korbid Kepartaian Ridwan Marasabessy, Ketua Fraksi Golkar DPRD Maluku Yunus Serang, Anggota DPRD Maluku Anos Yeremias, Anggota Fraksi Kota Ambon Zeth Formes, Aditya Sahuburua, Ketua DPD Kota Ambon Max Siahaya dan beberapa Ketua Kecamatan Golkar Se-Kota Ambon.
Ketua Depidar SOKSI Maluku Rohalim Boy Sangadji, mengatakan bahwa luka akibat konflik tidak hanya berupa kerusakan fisik, tetapi juga meninggalkan trauma dan duka mendalam.
“Perkelahian hanya menyisakan air mata dan luka yang panjang. Kita sebagai orang basudara di Maluku harus saling menguatkan, bukan saling menjauhkan. Jika kita terus terjebak dalam konflik, maka harapan untuk memajukan Kota Ambon akan sulit tercapai,” ujar Rohalim dengan nada haru.
Dalam kunjungan itu, rombongan Golkar dan SOKSI menyerahkan bantuan berupa kebutuhan pokok dan santunan bagi keluarga yang terdampak. Rohalim menegaskan bahwa bantuan ini adalah wujud nyata kehadiran Golkar ditengah tengah masyarakat maluku untuk kemanusiaan.
“Santunan ini mungkin tidak bisa menghapus seluruh kesedihan, tetapi semoga bisa meringankan beban saudara-saudara kita. Lebih dari itu, rehabilitasi harus dipercepat agar warga bisa kembali beraktivitas dengan rasa aman dan bermartabat. Membangun kembali bukan sekadar mendirikan rumah, tetapi juga menumbuhkan kembali harapan,” jelasnya.
Rohalim juga meminta Fraksi Golkar di DPRD Kota Ambon untuk mengawal serius proses pemulihan agar tidak berlarut-larut. Ia menegaskan bahwa politik seharusnya hadir untuk memperkuat solidaritas dan memulihkan kehidupan masyarakat.
“Inilah saatnya kita bergandeng tangan, melupakan sekat perbedaan, dan bersama-sama membangun Maluku yang lebih baik. Setiap luka harus dijahit dengan persaudaraan, setiap duka harus dijawab dengan kepedulian,” pungkasnya. AM.N-001