ADVERTISEMENT
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
AsamManis.News
  • Home
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Politik
  • Video
  • Lainnya
    • TNI | POLRI
    • Hukum & Kriminal
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Opini
    • Pemerintahan
    • Pendidikan
    • Teknologi
No Result
View All Result
  • Home
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Politik
  • Video
  • Lainnya
    • TNI | POLRI
    • Hukum & Kriminal
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Opini
    • Pemerintahan
    • Pendidikan
    • Teknologi
No Result
View All Result
AsamManis.News
No Result
View All Result
  • Home
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
  • Ragam
  • Ekonomi
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Video
  • TNI | POLRI
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Pendidikan
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Opini
Home Opini

Menyeruput Kopi Pahit Politik Indonesia

Oleh: M. Azis Tunny Ketua Lembaga Studi Politik dan Demokrasi (LSPD)

admin by admin
Oktober 5, 2025
in Opini
0
Menyeruput Kopi Pahit Politik Indonesia
0
SHARES
22
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, asammanis.news, 5 Oktober 2025 – Bicara politik Indonesia hari ini, rasanya seperti menyeruput secangkir kopi pahit. Tak semua orang bisa menikmatinya. Ada yang langsung menolak, ada pula yang justru menemukan kenikmatan di balik getirnya. Begitu pula dengan politik: keras, penuh intrik, namun di situlah nilai keteguhan diuji.

Salah satu sosok yang mencuri perhatian dalam lanskap itu adalah Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Partai Golkar. Dalam forum Diklat Kader Muda Nasional AMPG pada 3 Oktober 2025, ia menyampaikan sesuatu yang sederhana namun sarat makna. Ia berbicara tentang perjuangannya menembus dunia politik yang seringkali eksklusif, dan bagaimana ia sudah “dikepung elite,” dijegal, serta dipinggirkan.

Namun alih-alih mengeluh, Bahlil menanggapinya dengan tawa kecil: “Om suka itu. Om suka!”
Sebuah kalimat ringan yang, jika dicermati, memuat filosofi hidup yang dalam — tentang ketabahan, daya tahan, dan seni menikmati pahitnya perjuangan.

Baca Juga . . .

Membumikan Semangat Rumah Basudara di Poltekkes Kemenkes Maluku

Membumikan Semangat Rumah Basudara di Poltekkes Kemenkes Maluku

September 28, 2025
Dukung Ditjend Minerba Jatuhkan Sanksi Kepada PT. SLG, CEO POLAM Apresiasi Ketegasan Pemerintah soal Reklamasi Tambang

Dukung Ditjend Minerba Jatuhkan Sanksi Kepada PT. SLG, CEO POLAM Apresiasi Ketegasan Pemerintah soal Reklamasi Tambang

September 26, 2025
Saraswati dan Jalan Sunyi Integritas

Saraswati dan Jalan Sunyi Integritas

September 11, 2025
Martinus Hukom: Dari Maluku untuk Indonesia, Menoreh Sukses di Polri hingga BNN RI

Martinus Hukom: Dari Maluku untuk Indonesia, Menoreh Sukses di Polri hingga BNN RI

September 6, 2025
ADVERTISEMENT

Pernyataan Bahlil sejatinya bukan sekadar cerita pribadi. Ia mencerminkan realitas sistemik politik kita: bahwa jalan menuju puncak kekuasaan masih belum terbuka lebar bagi semua orang. Akses politik di Indonesia seringkali ditentukan oleh trah, modal, dan koneksi. Mereka yang datang dari luar lingkaran elite harus menempuh jalan lebih terjal — sendirian, bahkan kadang tanpa peta.

Dalam konteks itu, perjalanan Bahlil menjadi anomali. Ia bukan anak jenderal, bukan anak konglomerat, bukan pewaris politik. Ia berasal dari Papua — daerah yang selama ini lebih sering menjadi penonton di panggung politik nasional ketimbang pemeran utama. Ia menembus sistem bukan karena privilege, tapi karena proses panjang yang ditempuh dengan sabar.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Pesan terkuat dari pidato Bahlil bukan sekadar soal asal-usulnya, melainkan soal cara berpikirnya: bahwa politik seharusnya dinikmati sebagai proses, bukan hasil instan. Di era di mana popularitas lebih penting dari substansi, dan pencitraan menutupi rekam jejak, ajakan untuk menikmati proses terasa seperti udara segar.

Kepemimpinan yang sejati, kata Bahlil, tumbuh dari jatuh-bangun, bukan dari panggung yang dibangun semalam. Kalimat ini menampar keras budaya politik kita yang kini lebih sering mengidolakan viralitas ketimbang nilai. Banyak politisi muda hari ini lebih sibuk mencari sorotan kamera ketimbang gagasan. Dalam situasi seperti itu, mengingatkan pentingnya proses adalah bentuk perlawanan kultural.

Di sisi lain, Bahlil juga menyentil persoalan klasik dalam tubuh politik Indonesia: pewarisan kekuasaan.
“Tidak ada lagi ini anak jenderal, anak konglomerat, anak menteri,” katanya.
Ini bukan sekadar slogan, tapi kritik lembut terhadap sistem yang masih terlalu elitis. Di beberapa partai, jabatan politik masih diwariskan, bukan diperebutkan secara terbuka. Dalam sistem seperti itu, munculnya sosok seperti Bahlil adalah pengecualian, sekaligus bukti bahwa perubahan tetap mungkin.

Ia menjadi bukti hidup bahwa politik tidak harus selalu digerakkan dari atas. Bahwa perjuangan dari bawah, dari pinggiran, bisa pula menembus pusat. Ia tidak hanya menjadi simbol bagi Golkar, tetapi juga bagi jutaan anak muda dari daerah yang sering merasa tak punya akses pada kekuasaan.

Konteks asal-usul Bahlil menjadikan kisah ini semakin bermakna. Papua, tempat ia berasal, selama ini berada di pinggiran peta kekuasaan nasional. Maka ketika seorang putra Papua mampu mencapai posisi puncak politik nasional, itu bukan sekadar capaian pribadi — itu tanda bahwa politik Indonesia masih punya ruang bagi perubahan sosial yang autentik.

Namun tentu, ini bukan glorifikasi terhadap satu figur. Tokoh bisa naik, bisa pula turun. Yang penting adalah nilai perjuangan yang ditinggalkannya. Politik kita tidak kekurangan figur, tetapi sering kekurangan narasi yang menginspirasi: narasi tentang keberanian menembus batas, tentang kejujuran menghadapi kenyataan, dan tentang kapasitas yang tumbuh dari keterbatasan.

Pada akhirnya, politik memang tidak selalu manis. Tapi seperti kopi pahit, justru rasa getirnya yang membuat kita sadar bahwa kenikmatan sejati tidak datang dari kemewahan, melainkan dari perjuangan.

Bahlil Lahadalia, dengan segala keterbatasan dan kontroversinya, telah memberi pelajaran penting: bahwa dikepung elite bukan alasan untuk menyerah, melainkan energi untuk terus melangkah. Dalam setiap tegukan pahit, ada rasa yang membekas — dan mungkin di situlah esensi sejati dari politik yang manusiawi. AM.N-001

Previous Post

Sinergi Banser dan TNI, Zuhri Wael: Wujud Cinta Tanah Air di Ulang Tahun TNI ke-80 1.750 Anggota Banser Siap

admin

admin

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stay Connected test

  • 23.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Terkait Laporan Perselingkuhan Lutfi Helut Cemari Citra Wartawan di Maluku

Terkait Laporan Perselingkuhan Lutfi Helut Cemari Citra Wartawan di Maluku

September 5, 2025
Martinus dan Ritiau Dua Putra Maluku Tergeser dari Jabatan Strategis, Sandri Rumanama: “Representasi Maluku Kian Terpinggirkan”

Martinus dan Ritiau Dua Putra Maluku Tergeser dari Jabatan Strategis, Sandri Rumanama: “Representasi Maluku Kian Terpinggirkan”

Agustus 25, 2025
Rencana Jadikan Terminal Passo Sebagai Balai Kota, Walikota dan DPRD Dianggap Keliru

Rencana Jadikan Terminal Passo Sebagai Balai Kota, Walikota dan DPRD Dianggap Keliru

Agustus 24, 2025
Rakyat Geram: Berjasa Untuk Negara Kompol Cosmas Dipecat, Kapolri Dilindungi

Rakyat Geram: Berjasa Untuk Negara Kompol Cosmas Dipecat, Kapolri Dilindungi

September 4, 2025

The Legend of Zelda: Breath of the Wild gameplay on the Nintendo Switch

0

Shadow Tactics: Blades of the Shogun Review

0

macOS Sierra review: Mac users get a modest update this year

0

Hands on: Samsung Galaxy A5 2017 review

0
Menyeruput Kopi Pahit Politik Indonesia

Menyeruput Kopi Pahit Politik Indonesia

Oktober 5, 2025
Sinergi Banser dan TNI, Zuhri Wael: Wujud Cinta Tanah Air di Ulang Tahun TNI ke-80 1.750 Anggota Banser Siap

Sinergi Banser dan TNI, Zuhri Wael: Wujud Cinta Tanah Air di Ulang Tahun TNI ke-80 1.750 Anggota Banser Siap

Oktober 4, 2025
Apresiasi Diklat Nasional AMPG, Bahlil Dorong Kaderisasi Berkelanjutan Demi Masa Depan Golkar yang Lebih Solid

Apresiasi Diklat Nasional AMPG, Bahlil Dorong Kaderisasi Berkelanjutan Demi Masa Depan Golkar yang Lebih Solid

Oktober 4, 2025
Lapas Kelas III Wahai Salurkan Bansos, Wujud Nyata Kepedulian terhadap Masyarakat

Lapas Kelas III Wahai Salurkan Bansos, Wujud Nyata Kepedulian terhadap Masyarakat

Oktober 3, 2025

Recent News

Menyeruput Kopi Pahit Politik Indonesia

Menyeruput Kopi Pahit Politik Indonesia

Oktober 5, 2025
Sinergi Banser dan TNI, Zuhri Wael: Wujud Cinta Tanah Air di Ulang Tahun TNI ke-80 1.750 Anggota Banser Siap

Sinergi Banser dan TNI, Zuhri Wael: Wujud Cinta Tanah Air di Ulang Tahun TNI ke-80 1.750 Anggota Banser Siap

Oktober 4, 2025
Apresiasi Diklat Nasional AMPG, Bahlil Dorong Kaderisasi Berkelanjutan Demi Masa Depan Golkar yang Lebih Solid

Apresiasi Diklat Nasional AMPG, Bahlil Dorong Kaderisasi Berkelanjutan Demi Masa Depan Golkar yang Lebih Solid

Oktober 4, 2025
Lapas Kelas III Wahai Salurkan Bansos, Wujud Nyata Kepedulian terhadap Masyarakat

Lapas Kelas III Wahai Salurkan Bansos, Wujud Nyata Kepedulian terhadap Masyarakat

Oktober 3, 2025
AsamManis.News

AsamManis.News adalah portal berita online yang menyajikan ragam informasi terkini dengan dua sisi rasa: tajam dan kritis seperti asam, ringan dan menghibur seperti manis. Dapatkan update berita nasional, regional, gaya hidup, opini, hingga hiburan setiap hari. Kami hadir untuk menyuguhkan berita dengan sudut pandang yang seimbang, segar, dan mudah dicerna.

Browse by Category

  • Advertorial
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Politik
  • Ragam
  • Teknologi
  • TNI | POLRI
  • Video

Recent News

Menyeruput Kopi Pahit Politik Indonesia

Menyeruput Kopi Pahit Politik Indonesia

Oktober 5, 2025
Sinergi Banser dan TNI, Zuhri Wael: Wujud Cinta Tanah Air di Ulang Tahun TNI ke-80 1.750 Anggota Banser Siap

Sinergi Banser dan TNI, Zuhri Wael: Wujud Cinta Tanah Air di Ulang Tahun TNI ke-80 1.750 Anggota Banser Siap

Oktober 4, 2025
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Hak Cipta asammanis.news © 2025 Web Development PT. MALUKU MANISE MULTIMEDIA

No Result
View All Result
  • Home
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
  • Ragam
  • Ekonomi
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Video
  • TNI | POLRI
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Pendidikan
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Opini

Hak Cipta asammanis.news © 2025 Web Development PT. MALUKU MANISE MULTIMEDIA