Asammanis.news, 6 Oktober 2025 – Koperasi adalah wajah sejati ekonomi rakyat. Dalam konteks pembangunan nasional, terutama di tingkat desa, koperasi menjadi instrumen penting untuk menjembatani antara potensi masyarakat dan arah kebijakan pembangunan negara. Namun, selama ini pembangunan desa sering terhambat oleh keterbatasan sumber daya manusia, infrastruktur, serta minimnya akses terhadap modal produktif.
Pemerintah telah menggulirkan berbagai program pemberdayaan seperti Dana Desa dan penguatan BUMDes, namun semua itu membutuhkan lembaga yang mampu bekerja dari bawah dari masyarakat untuk masyarakat. Di sinilah Koperasi Merah Putih hadir sebagai jawaban atas tantangan pembangunan ekonomi berbasis gotong royong dan nasionalisme.
Gotong Royong: Falsafah Ekonomi yang Hidup
Presiden Prabowo Subianto pernah mengibaratkan koperasi seperti lidi: satu lidi rapuh, tetapi bila disatukan menjadi sapu, ia menjadi kuat dan bermanfaat besar. Analogi itu menggambarkan makna hakiki koperasi kekuatan kolektif yang lahir dari semangat kebersamaan.
Peluncuran 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) oleh Presiden pada 21 Juli 2025 di Koperasi Desa Merah Putih Bentangan menjadi bukti konkret komitmen pemerintah dalam memperkuat ekonomi kerakyatan. Koperasi Merah Putih bukan hanya wadah simpan pinjam, tetapi juga ruang pendidikan kewirausahaan, literasi keuangan, serta pembentukan karakter kebangsaan.
Menjawab Keterbatasan Modal Masyarakat Desa
Salah satu masalah klasik yang membelit ekonomi desa adalah sulitnya akses permodalan. Lembaga keuangan formal sering menetapkan agunan tinggi dan prosedur yang rumit, sementara petani, nelayan, atau pelaku UMKM kerap tidak memiliki jaminan.
Koperasi Merah Putih hadir dengan pendekatan berbeda: skema simpan pinjam berbasis komunitas dengan bunga rendah, proses sederhana, dan pengembalian sesuai siklus usaha. Misalnya, petani dapat mengakses pinjaman sebelum masa tanam dan melunasinya setelah panen.
Selain itu, koperasi juga menanamkan literasi keuangan dan budaya tanggung jawab finansial. Masyarakat tidak hanya memperoleh modal, tetapi juga belajar mengelola usaha dan keuangan secara bijak. Ini menjadi langkah penting menuju kemandirian ekonomi desa.
Pemberdayaan UMKM dan Penguatan Ekonomi Lokal
Koperasi Merah Putih berperan strategis dalam pembinaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Melalui pelatihan manajemen, fasilitasi legalitas usaha, hingga pendampingan produksi, koperasi membantu masyarakat meningkatkan kapasitas dan daya saing produk lokal.
Di Maluku, misalnya, koperasi diharapkan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis potensi wilayah: pertanian, perikanan, dan industri rumah tangga. Dengan pendampingan yang berkelanjutan, produk-produk lokal dapat menembus pasar yang lebih luas, bahkan hingga skala nasional.
Kolaborasi dengan Pemerintah Desa
Kemitraan antara koperasi dan pemerintah desa merupakan kunci sukses pembangunan ekonomi lokal. Koperasi dapat menjadi pelaksana program produktif desa seperti pengelolaan pasar, pengolahan hasil pertanian, atau distribusi kebutuhan pokok.
Sebaliknya, pemerintah desa menyediakan dukungan regulasi, pendanaan, serta akses jaringan dengan pemangku kepentingan lain. Kolaborasi ini memperkuat tata kelola pembangunan desa yang partisipatif, transparan, dan berkelanjutan selaras dengan visi Presiden Prabowo untuk membangun kemandirian dari bawah.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Meski memiliki potensi besar, koperasi juga menghadapi berbagai tantangan, terutama di daerah seperti Maluku: lemahnya tata kelola, kurangnya pengawasan internal, rendahnya literasi keuangan anggota, serta keterbatasan akses teknologi digital.
Namun, di balik tantangan itu tersimpan peluang besar. Digitalisasi koperasi, integrasi dengan platform e-commerce, dan penguatan kemitraan dengan dunia usaha dapat membuka jalan baru bagi koperasi untuk tumbuh modern dan berdaya saing tinggi.
Pemerintah, akademisi, dan masyarakat perlu berjalan seiring membangun ekosistem koperasi yang sehat, adaptif, dan profesional.
Membangun Ekonomi Berjiwa Nasionalisme
Lebih dari sekadar lembaga ekonomi, Koperasi Merah Putih adalah gerakan moral dan kebangsaan. Simbol merah putih bukan hanya lambang visual, tetapi cerminan semangat cinta tanah air dan nilai-nilai Pancasila yang dijalankan dalam praktik ekonomi.
Koperasi Merah Putih menegaskan bahwa membangun ekonomi tidak hanya tentang menambah laba, tetapi juga tentang membangun manusia Indonesia yang mandiri, berintegritas, dan berdaulat secara ekonomi.
Dengan sinergi antara pemerintah, koperasi, dan masyarakat, kita tengah menapaki jalan menuju kedaulatan ekonomi rakyat dari desa untuk Indonesia. AM.N-001
—
Tentang Penulis:
Masyhuri Maswatu adalah Wakil Sekretaris Jenderal PP GP Ansor, pemerhati ekonomi kerakyatan dan pembangunan desa.



















