Malang, asammanis.news, 30 Oktober 2025 – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam memperkuat ketahanan dan kemandirian energi nasional di tengah tantangan global transisi energi. Hal itu disampaikan Bahlil saat memberikan sambutan dalam Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XXXIII di Universitas Muhammadiyah Malang, Rabu (29/10).
Menurut Bahlil, masa depan bangsa, termasuk sektor energi, berada di tangan pemuda yang memiliki komitmen dan kesiapan menghadapi perubahan. Ia menilai IMM memiliki peran strategis dalam melahirkan calon-calon pemimpin bangsa yang visioner dan berintegritas.
“Masa depan negara ini ada di tangan pemuda. Tapi pemuda yang berproses, yang betul-betul menyiapkan diri. IMM adalah salah satu organisasi yang menjadi sumber kader pemimpin bangsa di negeri ini,” ujar Bahlil.
Bahlil mengungkapkan, salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah tingginya ketergantungan terhadap impor bahan bakar. Pemerintah, kata dia, terus berupaya menekan angka impor melalui pengembangan energi terbarukan dan pemanfaatan sumber daya dalam negeri seperti Crude Palm Oil (CPO) dan etanol.
“Konsumsi solar kita mencapai 34 juta ton per tahun. Sekarang kita sudah melakukan blending antara B10 sampai B40. Impor kini turun jadi 4,9 juta barel per tahun. Tahun 2025 kita dorong ke B50 campuran dari CPO dan etanol dan untuk bensin kita kembangkan E10,” jelasnya.
Bahlil menegaskan, kebijakan pengurangan impor energi bukan sekadar langkah ekonomi, melainkan bagian dari perjuangan menjaga kedaulatan nasional. Ia mengakui, tidak sedikit pihak yang merasa terganggu dengan kebijakan ini karena selama ini diuntungkan dari sistem impor energi.
“Pasti banyak yang tidak suka dengan kebijakan ini. Tapi demi kedaulatan Ibu Pertiwi, jangankan selangkah, sejengkal pun saya tidak akan mundur,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Bahlil juga mengajak mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam membangun wacana publik yang konstruktif tentang isu energi. Kritik dan gagasan dari pemuda, kata dia, merupakan bagian penting dalam memperkuat kebijakan nasional.
“Adik-adik, kritik kalian itu gizi bagi saya. Saya tidak membenci kritik, karena kalian bagian dari kebesaran saya,” ucapnya.
Bahlil menutup sambutannya dengan mengajak generasi muda untuk terus mengasah kemampuan, berinovasi, dan menjadi bagian dari perjuangan mewujudkan kemandirian energi Indonesia. AM.N-001


















