Maluku, asammanis.news, – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Wilayah Maluku bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Maluku menggelar sosialisasi bahaya paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, terorisme (IRET) serta penyalahgunaan narkoba kepada ratusan pelajar dan warga Negeri Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Jumat (29/8/2025).
Kegiatan yang dipusatkan di SMA Negeri 15 SBB itu diikuti sekitar 350 peserta yang terdiri dari siswa, guru, dan masyarakat sekitar. Sosialisasi ini bertujuan memperkuat ketahanan generasi muda dari pengaruh ideologi kekerasan dan bahaya narkotika.
Kepala SMA Negeri 15 SBB, Ahmad Wakano, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif edukatif tersebut. “Ini sangat penting agar anak-anak kita tidak terjerumus ke dalam paham radikalisme maupun penyalahgunaan narkoba,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Camat Amalatu, Rafli Al Idrus. Ia menyebut kegiatan itu sebagai langkah konkret dalam melindungi masa depan generasi muda. “Kami sangat mengapresiasi kehadiran Densus 88, MUI, dan BNN yang turun langsung ke tengah masyarakat,” katanya.
Kasatgaswil Maluku Densus 88 AT Polri, Kombes Pol I Wayan Sukerna, menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam memutus mata rantai penyebaran paham IRET. Ia menjelaskan bahwa Densus 88 kini mengedepankan pendekatan lunak (soft approach) melalui dialog, edukasi, dan kolaborasi.
“Radikalisme bisa menyusup lewat berbagai jalur, mulai dari sekolah, kajian keagamaan, media sosial, hingga pernikahan. Karena itu, keterlibatan orang tua dan masyarakat sangat penting untuk membentengi anak-anak kita,” tegasnya.
Sementara itu, Rektor UIN AMSA Ambon, Dr. Abidin Wakano, menekankan bahwa terorisme tidak memiliki kaitan dengan ajaran agama manapun. “Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Mari kita jaga generasi muda dari pengaruh negatif ini,” ucapnya.
Ketua MUI Provinsi Maluku, Prof. Dr. Abdullah Latuapo, menyoroti peran media sosial sebagai saluran utama penyebaran paham radikal. “Radikalisme dan narkoba adalah ancaman serius. Media sosial kerap menjadi pintu masuknya. Kita harus bersatu dan lebih waspada,” katanya mengingatkan.
Senada, Ketua Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Maluku, Rezky Pratama Masuku, menyebutkan bahwa angka penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa saat ini mengkhawatirkan.
“Peredaran narkoba kini marak melalui media sosial. Dampaknya tidak hanya menghancurkan kesehatan, tapi juga masa depan generasi penerus bangsa,” jelasnya.
Kegiatan ini ditutup dengan seruan bersama dari seluruh elemen yang hadir agar Negeri Latu, khususnya, dan Provinsi Maluku pada umumnya, terbebas dari pengaruh radikalisme, ekstremisme, serta bahaya narkoba. AM.N-001