Jakarta, asammanis.news – Peta kekuasaan di pemerintahan pusat kembali bergeser. Dua putra terbaik Maluku yang sebelumnya menempati jabatan strategis kini harus rela melepas posisi elitnya.
Mayjen TNI Arnold Ritiauw, yang sempat menjabat Gubernur Akademi Militer (Akmil), kini ditempatkan sebagai Staf Pengajar di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Sementara itu, Komjen Pol Martinus Hukom resmi diganti dari jabatan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam pelantikan di Istana Negara, Senin (25/8/2025). Martinus kini ditempatkan sebagai Perwira Tinggi (Pati) Anjak di Mabes Polri, posisi non-job yang dinilai tidak memiliki kewenangan signifikan.
Aktivis Nasional asal Ambon, Sandri Rumanama, menilai keputusan ini sangat disayangkan. “Sungguh disayangkan tokoh-tokoh Maluku yang berprestasi justru harus menerima kenyataan pahit dengan digeser dari jabatan strategis,” ujarnya.
Menurut Sandri, hilangnya Arnold Ritiauw dan Martinus Hukom dari lingkaran elit menandai berkurangnya keterwakilan Maluku dalam percaturan politik dan keamanan nasional. Padahal, keberadaan keduanya selama ini menjadi simbol hadirnya putra daerah di level pengambilan kebijakan strategis.
Pergantian Martinus Hukom disebut mengejutkan publik. Ia dikenal memiliki rekam jejak panjang dalam pemberantasan narkotika, termasuk kiprah gemilang saat bertugas di Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror. “Kami terima apapun keputusan itu, hanya saja mengejutkan, beliau belum pensiun tapi bisa dicopot dan ditempatkan tanpa jabatan,” tambah Sandri.
Sementara Arnold Ritiauw, yang merupakan salah satu perwira tinggi TNI AD paling menonjol dari Maluku, kini akan mengabdi sebagai tenaga pengajar. Meski tetap strategis dalam pengembangan sumber daya manusia pertahanan, namun tidak lagi berada di lingkaran eksekutif utama TNI.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar bagi masyarakat Maluku: apakah keterwakilan anak daerah di pusat kian terpinggirkan? “Di TNI-POLRI, bahkan dalam komposisi jabatan politik, Maluku masih sering dipandang sebelah mata. Padahal kapabilitas anak-anak Maluku tidak bisa diremehkan,” tutup Sandri. AM-1

















